Diskusi Online
Pengembangan Business Plan
Potensi Geothermal untuk Pelayanan Kesehatan di Jawa Barat
Senin, 26 Agustus 2024
Pemandian air panas sebagai pemanfaatan energi geothermal merupakan terapi alami terhadap berbagai kondisi kesehatan seperti masalah kulit, gangguan muskoskeletal, dan stress. Pemandian air panas tersebut sudah digunakan pada pusat kebugaran di berbagai negara, termasuk Indonesia. Hal tersebut membuktikan bahwa pemanfaatan energi geothermal berhasil menjadi sebuah peluang bagi inovasi produk kesehatan yang dapat dikemas dalam paket-paket gabungan antara medis, wellness, dan wisata dengan memanfaatkan kerjasama antara rumah sakit, klinik, wellness center, pengelola tempat wisata, kuliner, maupun agen perjalanan.
Sesi pengantar diskusi online dimulai oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D. yang menyampaikan bahwa perkembangan geothermal di Indonesia saat ini sudah ada di Bali dan selanjutnya akan diselenggarakan di Jawa Barat, namun pemanfaatan geothermal saat ini belum ada standar level internasional. Hal ini merupakan isu kunci yang melatarbelakangi PKMK FK-KMK UGM untuk menyelenggarakan diskusi online geothermal terkait business plan potensi pengembangan geothermal pada persepsi pelaku usaha.
Paparan selanjutnya disampaikan oleh dr. Andry Dahlan terkait potensi medical wellness dan tourism yang membutuhkan creative thinking. Pengembangan potensi geothermal yang sudah dilaksanakan yaitu di Sumbawa, dimana dilakukan kegiatan edukasi perilaku hidup bersih dan sehat serta mengembangkan produk-produk health tourism. Selain itu, sudah ada pengembangan wellness di Jawa Barat berupa forest theraphy dengan pelaksanaan kegiatan senam serta mindfull wellness. Contoh lain yaitu di Bali Barat juga saat ini sudah dikembangkan oceanotherapy.
Berikutnya paparan disampaikan oleh Dr. Ir. Igan S. Sutawidjaja, M.Sc. terkait pemanfaatan geothermal di Indonesia sebagai pengganti bahan bakar fosil. Secara geografis, Indonesia terdapat banyak gunung api sehingga titik panas bumi dapat dimanfaatkan, misalnya sebagai pemandian air panas. Saat ini, geothermal sudah dimanfaatkan dalam bidang industri sebagai pengeringan gula merah. Contoh lain pemanfaatan geothermal di Indonesia antara lain di Galunggung dan Garut sebagai area berendam, lumpur hangat yang dimanfaatkan sebagai terapi, serta air panas di Lembang dan Ciwalini Ciwidey.
Ir. Oman Abdurahman, M.T. kemudian melanjutkan dengan paparan terkait pemanfaatan geothermal di Indonesia. Beliau menyampaikan bahwa terdapat 15 titik air panas di Indonesia, dimana salah satunya mencapai suhu 90oC, yang terletak di Sukabumi. Beberapa tempat pemanfaatan geothermal sebagai pemandian air panas sudah terbengkelai dan kurang dikelola dengan baik, harapannya tempat tersebut dapat dikelola sebagai tempat pemanfaatan geothermal dengan pengembangan kerjasama dengan resor dan klinik medis sebagai terapi kesehatan. Sebagai perbandingan, di Jepang terdapat pemanfaatan geothermal sebagai pemandian air panas yang sudah dilengkapi dengan hasil tes balneology classification pada tiap kamar penginapannya. Hal tersebut berbeda dengan resor di Ciater yang juga sudah melakukan uji tes balneology classification namun belum dicantumkan pada tiap kamarnya. Pak Oman juga menyampaikan rekomendasi tempat pengembangan layanan integrasi geothermal di 6 kabupaten/kota dengan kriteria pada sisi keilmuan berupa hasil tes air panas dan pemanfaatannya di sisi kesehatan.
Selanjutnya dr. Andry Dahlan juga menambahkan studi kasus pemanfaatan geothermal di Bad Ragaz, Swiss. Beliau menyampaikan bahwa banyaknya jumlah kunjungan di Bad Ragaz memberikan dampak ekonomi terhadap perumahan sekitar, diantaranya pemanfaatan rumah sekitar sebagai tempat penginapan yang didukung oleh aliran air panas dari geothermal ke rumah-rumah tersebut. Siteplan dari Bad Ragaz memiliki 3 entry point, dimana lobby memiliki akses ke wellness dan medical center yang terpisah satu sama lain. Layanan yang dimiliki oleh Bad Ragaz tersebut diantaranya spa dengan geothermal yang letaknya terpisah dengan spa clinic, thermal pool yang memiliki suhu hingga 37oC, serta health check up dengan paket-paket harga yang beragam ditujukan untuk segmen pelanggan medium to high range. Harapannya, di Indonesia dapat dikembangkan suatu layanan integrasi pemanfaatan geothermal dengan mempertimbangkan pemilihan tempat serta fungsi komersial dari pemanfaatan geothermal di kawasan tersebut.
Berikutnya paparan disampaikan oleh Elisabeth Listyani terkait business plan dengan memanfaatkan produk-produk geothermal kedalam model bisnis dan kerja sama. Contoh pelaksanaan layanan integrasi pemanfaatan geothermal terdapat di Austria, dimana terdapat thermal pool dan thermal spa di dalam satu kawasan. Di Indonesia, Ciater Subang dan Cipanas Garut dapat dikembangkan sebagai potensi medical wellness. Beberapa resor yang terdapat di daerah tersebut memiliki sumber air panas geothermal yang dapat diintegrasikan dengan layanan medis. Pengembangan tersebut dapat dilakukan dengan 2 model kerja sama, yaitu model 1 adalah rumah sakit atau klinik yang memiliki resor di daerah geothermal dapat mengajukan perizinan dengan izin klinik utama atau pratama dan ijin hotel. Sementara, model 2 adalah rumah sakit atau klinik dapat bekerjasama dengan resor di daerah geothermal dengan ijin klinik utama atau pratama di dalam resor yang sudah ada. Rencana pengembangan tersebut harus riil dengan menggunakan model 2 yang lebih cepat dapat dilaksanakan.
Harapannya medical wellness dapat dikembangkan sebagai suatu layanan integrasi yang potensial dengan pemanfaatan kerja sama antara rumah sakit atau klinik dan resor yang memiliki paket-paket menarik sehingga dapat menciptakan keseimbangan jumlah kunjungan antara weekends dan weekdays. (Bestian Ovilia Andini)
Leave a Reply