Press ESC to close

Reportase | Review Kebijakan Stroke Tahun 2024 Berbasis Transformasi Sistem Kesehatan dan Outlook 2025

<< Kembali ke Laman Review Kebijakan Stroke

Jumat, 7 Februari 2025

PKMK – Yogyakarta. Webinar “Review Kebijakan Stroke Tahun 2024 Berbasis Transformasi Sistem Kesehatan dan Outlook 2025” telah dilaksanakan secara hybrid di Gedung Litbang FKKMK UGM dan melalui Zoom Meeting pada Jumat (7/2/2025). Acara ini menghadirkan para pakar, akademisi, serta pemangku kepentingan dalam bidang kesehatan untuk membahas kebijakan stroke berbasis data dan inovasi teknologi.

Webinar dibuka dengan pengantar oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D., yang menekankan pentingnya penggunaan data real-time dalam pengambilan kebijakan stroke berbasis transformasi kesehatan. Narasumber menggarisbawahi perlunya pendekatan multidisiplin untuk menurunkan beban penyakit stroke di Indonesia serta memperkenalkan Dashboard Sistem Kesehatan (DaSK) sebagai salah satu inovasi penting dalam analisis sistem kesehatan di Indonesia. DaSK merupakan platform berbasis data yang memungkinkan pemangku kebijakan menganalisis kebijakan stroke secara lebih terintegrasi dan berbasis bukti, mempermudah visualisasi data, serta memantau tren kebijakan dari tahun ke tahun.

Dalam sesi pemaparan materi, Hanifah Wulandari, S.Gz., MPH., yang aktif dalam pengembangan inovasi layanan stroke berbasis digital twin bekerja sama dengan Middlesex University, London, UK, menyampaikan data terbaru mengenai prevalensi dan beban pembiayaan stroke di Indonesia. Dengan menggunakan data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dan data rutin BPJS Kesehatan, Hanifah mengungkapkan bahwa stroke masih menjadi penyakit katastropik dengan biaya pengobatan yang terus meningkat setiap tahunnya. Pembicara menyoroti berbagai tantangan dalam penanganan stroke di Indonesia, termasuk peningkatan kasus, keterbatasan akses layanan kesehatan, belum optimalnya golden period trombolisis, serta kesenjangan dalam rehabilitasi pasien. Faktor risiko seperti hipertensi, merokok, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik juga menjadi perhatian dalam upaya pencegahan. Untuk mengatasi tantangan ini, strategi berbasis transformasi sistem kesehatan diusulkan untuk 2025, mencakup penguatan layanan berbasis data, pemanfaatan teknologi dalam deteksi dan pengobatan dini, peningkatan koordinasi lintas sektor, serta optimalisasi sistem rujukan agar pasien mendapatkan penanganan yang lebih cepat dan tepat. Inovasi seperti digital twin dan wearable devices juga dinilai berpotensi meningkatkan efektivitas pencegahan serta perawatan stroke di masa depan.

Dr. Fatchanuraliyah, MKM, Ketua Tim Kerja Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah di Direktorat Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan RI, mengapresiasi kebermanfaatan DaSK dan melihat potensinya untuk terus dikembangkan. Fatcha menekankan adanya peluang penambahan variabel tambahan yang relevan, termasuk keterkaitan antar teknologi yang telah ada. Selain itu, pihaknya juga optimis bahwa integrasi data lintas komponen transformasi kesehatan dalam dashboard ini dapat semakin meningkatkan efektivitas pemantauan dan analisis yang lebih komprehensif.

Prof. Dr. dr. Ismail Setyopranoto, Sp.S(K), dari RSUP Dr. Sardjito dan Perhimpunan Dokter Neurologi Seluruh Indonesia (PERDOSNI), menekankan bahwa stroke merupakan akibat, bukan sebab, sehingga upaya preventif dan promotif harus lebih diperkuat dengan melibatkan berbagai profesi, tidak hanya klinisi. Ismail menggarisbawahi tantangan utama dalam penanganan stroke, seperti rendahnya kesadaran masyarakat terhadap faktor risiko, serta pengaruh tingkat pendidikan dan sosioekonomi. Selain itu, layanan gawat darurat yang belum terstandar dan kurangnya konektivitas antar fasilitas stroke care juga menjadi kendala yang perlu diatasi untuk meningkatkan efektivitas penanganan stroke di Indonesia. Beberapa solusi sudah dilaksanakan oleh PERDOSNI dan akan terus dikembangkan untuk menyelesaikan permasalahan dan tantangan terkait penanganan stroke.

Clara M. Th. Boleng,  S.Kep, Ns, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT, mengungkapkan bahwa stroke menjadi beban kesehatan tertinggi di wilayahnya, dengan angka kematian mencapai 43% pada 2023. Tantangan utama pelayanan stroke, khususnya di daerah  terpencil, meliputi rendahnya pemahaman masyarakat terhadap hak dasar dan akses layanan kesehatan, serta keterbatasan tenaga medis, di mana belum semua Puskesmas memiliki dokter. Selain itu, kepatuhan tenaga kesehatan terhadap standar pelayanan masih perlu ditingkatkan, sementara program skrining stroke belum berjalan secara optimal. Beberapa inovasi bisa dilaksanakan dengan segala keterbatasan sehingga perlu disesuaikan lebih lanjut ke depannya.

Pembahas terakhir, Novi Zain Alfajri, MPH, Kepala Bidang Pelayanan Medis Rumah Sakit Akademik UGM, menjelaskan tantangan dalam layanan stroke di rumah sakit dengan konsep stroke care continuum, yang mencakup tiga tahap utama: pre-hospital (penyediaan ambulans dan layanan komunitas), in-hospital (penanganan gawat darurat dan rawat inap), serta post-hospital (rehabilitasi dan perencanaan kepulangan pasien). Stroke merupakan kondisi darurat yang membutuhkan penanganan cepat dan tepat, maka layanan yang terintegrasi di setiap tahap sangat penting untuk mengurangi dampak penyakit, mencegah rawat inap berulang, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Penerapan case management yang baik diharapkan dapat memastikan layanan yang komprehensif, berkualitas, dan mudah diakses, sementara rumah sakit perlu mengoptimalkan kapasitas layanan stroke agar pasien dapat ditangani tanpa penundaan.

Webinar ini menjadi momentum penting bagi peneliti, akademisi, tenaga kesehatan, serta pemangku kebijakan untuk merumuskan arah kebijakan stroke yang lebih komprehensif dan berbasis bukti. Dengan komitmen yang kuat dari berbagai pihak, diharapkan kebijakan stroke pada tahun 2025 dapat semakin terintegrasi, berkelanjutan, dan mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat secara lebih merata.

Reporter: dr. Ichasul Amalia (Departemen HPM, UGM)

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adffffpiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.hjhjhjhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh