Press ESC to close

Pemanfaatan Pangan Lokal dalam Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita | Tribute to Webinar “Inovasi Pemberian Makanan Tambahan Berbasis Pangan Lokal untuk Mencegah Stunting pada Anak Balita”

Sumber gambar: freepik.com 

Gizi anak balita di Indonesia masih menjadi permasalahan yang memerlukan perhatian dari berbagai pihak. Data SSGI 2024 menunjukkan prevalensi balita stunting di Indonesia sebesar 19,8%,  underweight 16,9%, wasting 7,4%, serta overweight dan obesitas sebesar 3,4%. Masalah gizi pada anak balita bila tidak mendapatkan penanganan yang tepat dapat berdampak pada tumbuh kembang anak. Di sisi lain, malnutrisi juga dapat berdampak pada sistem imunitas atau daya tahan tubuh anak. Kondisi sistem imun yang rendah pada anak balita menyebabkan anak menjadi lebih mudah sakit (Morales et al., 2023). Terdapat berbagai faktor penyebab malnutrisi pada anak balita, mulai dari kurangnya asupan gizi, penyakit infeksi, maupun faktor penyebab tidak langsung seperti pola asuh, kondisi sosial ekonomi, maupun akses ke fasilitas pelayanan kesehatan. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan status gizi anak balita adalah dengan pemberian makanan tambahan atau PMT (Unicef, 2021).

Pemberian makanan tambahan atau PMT merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk memberikan makanan tambahan kepada balita yang mengalami kekurangan gizi atau berisiko mengalami masalah gizi. PMT lokal merupakan pengembangan makanan tambahan bagi anak balita berbahan pangan lokal. Pemberian PMT berbahan pangan lokal ini, diharapkan dapat mendorong kemandirian pangan dan gizi keluarga secara berkelanjutan. Terlebih Indonesia memiliki banyak potensi bahan pangan lokal yang dapat dimanfaatkan. Namun potensi tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal (Kemenkes RI, 2023).

Selain dari segi kandungan zat gizi, pengembangan pangan lokal sebagai bahan PMT karena harganya relatif murah dan mudah didapatkan. Pemberian PMT dari bahan pangan lokal juga dinilai tidak akan mempengaruhi pola dan perilaku pemberian makan bagi anak balita karena menggunakan bahan makanan yang berasal dari lingkungan sekitar. Di sisi lain, pemberian PMT berbahan pangan lokal dapat menjadi media edukasi bagi orangtua mengenai praktik dan metode pengolahan pangan untuk makanan anak balita di rumah. Namun yang perlu diperhatikan, pemberian makanan tambahan bertujuan sebagai pelengkap, bukan pengganti makanan utama. Sehingga anak balita tetap perlu mendapatkan asupan makan harian sesuai kecukupan zat gizi berdasarkan kelompok usianya (Meilasari & Wiku Adisasmito, 2024).

Penulis: Latifah Alifiana
Editor: dr. Arida Oetami, M.Kes

Referensi:

  1. Kemenkes RI. (2025). Survei Status Gizi Indonesia 2024 dalam Angka.
  2. Meilasari, N. & Wiku Adisasmito. (2024). Upaya Percepatan Penurunan Stunting Melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pangan Lokal: Systematic Review: Efforts to Accelerate Stunting Reduction Through Providing Additional Food (PMT) Local Food: Systematic Review. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 7(3), 630–636. https://doi.org/10.56338/mppki.v7i3.4924
  3. Morales, F., Montserrat-de la Paz, S., Leon, M. J., & Rivero-Pino, F. (2023). Effects of Malnutrition on the Immune System and Infection and the Role of Nutritional Strategies Regarding Improvements in Children’s Health Status: A Literature Review. Nutrients, 16(1), 1. https://doi.org/10.3390/nu16010001
  4. Unicef. (2021). UNICEF conceptual framework on maternal and child nutrition. Accessed on May, 18, 2022

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adffffpiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.hjhjhjhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh